Sekilas Info

PRM PRA Tamantirto Selatan Online, Ranting Tamtirsel Online 2016-2022

DVD Tuntunan Ibadah Shalat dan Thaharah

Selamat dan Sukses
Atas Rencana Renovasi Bangunan Masjid Khoirul Ummi, Ranting Muhammdiyah Tamantirto Selatan DIY. Tahap Awal tahun 2018 Pengumpulan dan Pengglangan Donasi... Salurkan Harta benda bapak ibu dengan amal dan tujuan yang baik.

Minggu, 03 September 2017

PARADE TAKBIR AMM Kasihan Tahun 2017

Parade TAKBIR Angkatan Muda Muhammadiyah 
Cabang Kasihan.

Parade TAKBIR AMM  Kasihan yang ke 10 tahun 2017
Dengan Tema Menjalin Ukuwah Untuk Indonesia Berkemajuan,
Dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 2 September 2017, dengan Star di lapangan Bola Kasihan dan Finist di Lapangan Pabrik Gula Madukismo.
Parade Takbir tahun ini diikuti olah 13 kontingen dari semua masjid dan mushola di seluruh kecamatan kasihan. Pelepasan Parade di mulai selepas Sholat Isya, dfan berakhir sekitar jam 12.25.

Dimana dilapangan Kasihan ini pada hari jumat sehari sebelumnya, diadakan sholat bersama Idul Adha 1439 H, dengan Imam dan Khotip Bpk Drs Gita Danupranata M.M  dari staf pengajar Fakultas Ekonomi Manajeman UMY. Yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua pimpinan Wilayah Muhammdiyah DIY.

PROFIL Kontingen Dari  
Masjid Iman Wijaya

Maskot Masjid ACEH



Remaja Masjid  Rismaya Iman Wijaya

Kontingen Depan Iman Wijaya.
KRITIK dan Saran:
Karena ini Ajang Kreatifitas seni dan Kebersamaan Level 1, bukan Ajang Kesenian peringkat Daerah atau tradisional yang mewakili suatu daerah,  kemudian Bertopik Umtama Takbir dan Citra Muhammdiyah, maka perlu adanya pembatasan-pembatasan dari kreteria seni kreatifitas yang dihasilkan, agar penilaian kreatifitas tidak berubah menjadi penilaian Kesenian mutlak yang bebas tanpa batas. Hal Ini agar kita dapat memberikan penilaian yang profesional dan Efektif. (kalau dulu sudah ada batasan-batasan maka hendaknya usahakan jangan di hilangkan).
Sebagai Contoh Seragam atau Kostum, jika Tidak di batasi maka kreatifitas Kostum, akan berubah menjadi kontes Kostum dan ajang biaya, siapa berbiaya besar maka akan bagus, kalau hal ini dibiarkan maka yang mendapat nilai terbaik tentunya adalah kostum yang mahal, bagus gemerlap dan berorientasi pakaian serba LUxs, dan bukanya kostum yang sederhana namun berkreatifitas tinggi. Dan akhirnya dalam ajang ini yang di dapat adalah ajang KONTES Kostum, (bukan kontes seni kreatifitas). Kasihan untuk kontestan dengan biaya yang berhutang, alias ngirit sana sini, kerja bakti makan hanya sama mie, nglembur sampai pagi menjadi teman kurcaci. he he he.

Untuk itu dalam hal ini, maka penilian antara Kostum yang berkreatifitas dengan kostum yang mahal sewa dan mempunyai citra seni tradional akan tupang tindih dan membingungkan dengan kostum murah meriah kreatif dan inofatif serta mempunyai seni yang tinggi.
Hal ini akan lain, jika Kostum dasar telah kita tentukan, misalnya dasar pakaian utama adalah merujuk Warna Merah putih, nah dari merah putih ini akan di buat, dibentuk, di ubah atau di tambahi dengan asesories apapun, silahkan yang penting batasan utama adalah Merah Putih.
Nah dari sini jika peserta kurang kreatip dan hanya sekedar, maka akan sangat mudah membedakan penilaianya, bahkan merubah warna dasar maka akan sangat mudah untuk menentukan nilai pinaltinya.

Begitu Pula Dengan Maskod, Silahkan di buat kretirea Dasarnya. Sehingga Maskod tidak melebar kemana, mana dan menjadi Maskod Kesenian tanpa batas. Kalau Topiknya adalah parade takbir maka maskod pun harus membawa citra takbir atau konsep takbir, misal takbir yang berkemajuan, maka maskodnya lebih cocok di batasi pada koridor tempat ibadah (masjid/Mushola),  nah jika topiknya itu adalah dakwah muhammdiyah yang berkemajuan, maka seperti kemarin maskod dengan bentuk "kapal Layar dan berlayar dengan lambang muhammdiyah akan sangat relefan dan tepat.  Hal akan beda konsep jika Takbir dengan Maskod bebrbentuk meriam, ini akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan nilai dan bahkan bisa membuat kontingen mau berkreatifitas yang mana ini. (Jangan sampai tanpa batasan dasar dan penilainya tanpa kreteria yang baku, sehingga bisa merugikan yang lain).
Kemudian bedakan Maskod  dengan Perlengkapan Disply, jangan sampai perlengkapan disply dijadikan maskod, kalau ada maskod dan ada perlengkapan disply ya jangan di nilai sama, yah tentunya kita tidak profesional dong.
Kemudian dari peserta, penilaian peserta tidak boleh mutlah dari yang berjumlah banyak, jadi perlu adanya pembatasan jumlah Peserta Kontingen, sehingga jangan sampai penilian plus untuk yang berjumlah banyak padahal penampilanya kurang bagus.

DISTRIBUSI  PIALA
Inilah kritik yang perlu di perhatikan untuk Penyelengara tahun depan, karena even ini menyedot dan menyita waktu ratusan anak anak SD, muda dan remaja, yang kehilangan waktu belajar dan konsentrasi di kegitan ini (meskipun tidak ikut pun tidak apa-apa), wahtu hilang khususnya dalam persiapan dan latihan rata-rata 2 minggu terakhir,  kemudian melibatkan fisik yang cukup melelahkan. Nah melihat kondisi yang seperti ini, dan dapat mempengaruhi semangat dan psyikologi masing-masing kontingen, "coba anda bayangkan anda peserta sudah jalan 2 kilo malam-malam dengan suara habis kemudian  pulang dini hari, dengan tidak membawa secuil apapun, bagaimana pikiran sodara panitia?. Ok sepengetahuan penulis, karena even ini bersifat seremonial dan hanya terbatas di level satu, dan bukan ajang mewakili daerah atau utusan  untuk kejuaran berjenjang,  maka tidak ada salahnya perlu di pertimbangkan penilaian merata dan distribusi piala untuk semua kontingen yang ikut. Misal tahun ini ada 13 kontingen yang ikut kemudian disediakan ada 15  piala, bisa di bagi merata untuk semua kategori apapun kategorinya yang penting ada salah satu yang menang atau juara entah itu 3-2-1 sehingga masih ada secuil harapan untuk semangat tahun depan, contoh tahun ini diikuti 13  peserta maka distribusinya di semua kategori 13, untuk semua kontingen dan 2 untuk juara umum. Jadi tidak ada yang pulang dengan tangan Hampa. Ingat ini even Banyak Manusia serta malam hari, Panitia harus bertanggungjawab terhadap masyalah Phsikologi dan kesehatan anak-anak dan Orang banyak tersebut. Demi keberlangsungan kegiatan ini selamanya. Amieen

SALAM dari Penulis
Penonton Parade yg Sedang Masuk Angin.

Admin Web Blog

Foto saya
Bantul, Yogyakarta, Indonesia
Menulis dan berpendapat adalah kebebasan!! akan tetapi belajar menulis yang berkwalitas dan bertanggungjawab mutlak di perjuankan.

Aktif

Aktif pada perinsipnya tidak mutlah harus aktif,
Namun aktif perlu untuk di Fikirkan